Rabu, 26 Juni 2013

MUSIC INDIE DAN MAINSTREAM

Trend musik di Indonesia tak ayal layaknya anak layangan atau biasa disebut alay, yakni dimana ketika salah satu band/penyanyi mengangkat satu aliran tertentu dan direspon dengan baik oleh pasar (baca: masyarakat), maka band/penyanyi lain akan mengikutinya (walaupun band/penyanyi ini sebenarnya tidak menyukai aliran tersebut). Mereka adalah band/penyanyi yang dinaungi oleh industri musik besar/major label atau biasa disebut juga dengan mainstream. Seperti ketika boomingnya musik/lagu yang beraliran pop melayu, maka negeri ini seperti hanya memiliki satu selera musik saja yaitu pop melayu atau yang sedang marak sekarang adalah boys and girls band. Pada dasarnya hal itu syah-syah saja karena memang seperti itulah cara berbisnis yang menguntungkan. Namun, kebanyakan masyarakat (baca: pasar) akhirnya kesulitan dalam mendapatkan referensi musik yang beragam.
 
>Sekarang saya mau bahas ttng MUSIC INDIE DAN MAINSTREAM :

Musik indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri dan pokoknya semua serba sendiri. karena yang disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie.
Bagaimana pengkriterian antara indie dengan mainstream?  
Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan. Band-band tersebut dipasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik.
Jadi jika berbicara kriteria dari mainstream dengan indie, itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah talent atau talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream. Jadi di sini hanya masalah uang, karena industri musik berbasis kepada profit, jadi label menanamkan modal yang besar untuk mencari keuntungan yang lebih besar, ya, itu tadi pada nilai investasinya